Pemimpin Idaman untuk PILKADA 2018
Pemilihan kepala daerah (PILKADA) akan segera berlangsung, masyarakat berhak memilih calon pemimpinnya masing-masing,
tak terkecuali umat Islam yang merupakan mayoritas di bumi pertiwi ini juga
harus berpartisipasi dalam memilih pemimpin yang ideal yang memenuhi kriteria pemimpin
dalam agama Islam.
Zaman sekarang mungkin kita tidak akan bisa menemukan pemimpin
sesempurna Rasulullah saw, tapi setidaknya kita dapat memilih pemimpin yang
bisa meneladani kepribadian beliau dalam memimpin umat Islam. Seorang pemimpin
akan menentukan nasib rakyatnya, maka dari itu kita sebagai umat Islam harus
bersatu untuk memilih pemimpin yang adil dan bijaksana, bukan malah memilih
pemimpin yang cuma bisa mengobral janji tanpa bukti, apalagi pemimpin yang
malah banyak merugikan umat Islam di kemudian hari.
Secara fitrah, setiap manusia di muka bumi ini terlahir
sebagai seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya
sendiri. Bagus tidaknya pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpinnya.
Karena itu, menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan
dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah swt akan
meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu. Dalam Islam sudah ada
aturan-aturan yang berkaitan tentang kriteria pemimpin yang baik di antaranya :
1. Beriman dan
Beramal Shaleh
Kita harus memilih pemimpin dari orang yang beriman,
bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan rasulnya serta taat pada aturan
agama. Karena ini merupakan jalan kebenaran yang membawa kepada kehidupan yang
damai, tentram, dan bahagia dunia maupun akhirat. Oleh karena itu, hendaklah
seorang pemimpin harus diniati untuk mencari keridloan Allah swt semata, bukan untuk
mencari kekayaan dan ketenaran.
2. Adil dan Jujur
Pemimpin yang paling baik ialah pemimpin yang ikut
berbagi bersama rakyatnya. Rakyat mendapat bagian keadilan yang sama, tak ada
yang diistimewakan. Sehingga pihak yang merasa kuat tidak memiliki keinginan
melakukan kezaliman. Adapun pihak yang lemah tidak merasa putus asa mendapatkan
keadilan. Dalam sebuah kata-kata hikmah disebutkan:
“Pemimpin yang baik,
ialah pemimpin yang orang-orang tak bersalah merasa aman dan orang-orang yang
bersalah merasa takut. Pemimpin yang buruk, ialah pemimpin yang orang-orang tak
bersalah merasa takut dan orang-orang yang bersalah merasa aman”.
Rasulullah saw juga bersabda:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الإِمَامُ العَادِلُ وَالصَّائِمُ حَتَّى
يَفْطُرَ وَدَعْوَةُ المَظْلُوْمِ.
“Tiga doa yang tidak akan ditolak: Doa pemimpin yang
adil, orang yang puasa hingga berbuka, dan doa orang yang dizhalimi”.
3. Amanah
Tatkala Rasulullah saw berbicara dengan para sahabat dalam satu majelis,
datanglah orang Arab Badui, dia bertanya “Kapan kiamat?” Rasulullah saw terus melanjutkan
pembicaraannya. Sebagian sahabat berkata “Rasulullah saw mendengar apa yang
ditanyakan tetapi tidak menyukai apa yang ditanyakannya. Berkata sebagian yang
lain: “Rasulullah saw tidak
mendengarnya”. Setelah Rasulullah saw menyelesaikan perkataannya, beliau
bertanya, “siapa yang bertanya tentang kiamat?”. “Saya wahai Rasulullah saw”
jawab orang Badui, Rasulullah saw
berkata: “Jika amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat”. “Bagaimana
menyia-nyiakannya?” tanya Badui. Rasulullah saw menjawab “Jika urusan
diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah Kiamat” (HR Bukhari).
Hadis ini adalah sebuah peringatan dari Rasulullah r agar amanah
itu diberikan kepada ahlinya, sedangkan puncak amanah adalah amanah dalam
memimpin umat. Jika pemimpin umat tidak amanah berarti kita tinggal menunggu datangnya
kiamat atau kehancuran. Semoga dalam PILKADA kali ini dapat melahirkan pemimpin-pemimpin
yang sesuai dengan har apan umat islam bukan malah merugikan umat islam itu
sendiri.
Tidak ada komentar