Header Ads

  • Teranyar

    Keautentikan Al-Quran Dihujat dan Diragukan


    Kata liberalisme pasti tidak asing lagi di telinga kita: paham yang mengusung kebebasan yang merupakan kampanye orientalis. Golongan liberalis ini menjadikan kebebasan sebagai prinsip, target, motivasi, tujuan, pokok dan konklusi dalam kehidupan manusia. Karena pemahaman tersebut, mereka berani mengkritik al-Quran. Mereka menyatakan, al-Quran yang ada saat ini masih perlu direvisi. Dengan artian, mereka meragukan kebenaran al-Quran, khususnya dalam segi Penulisannya (Rasm Utsmani).

    Salah satu aktivis liberal, Taufik Adnan Kamal dalam bukunya “Rekontruksi Sejarah al-Quran” menyatakan bahwa ada sebagian wahyu yang tidak tertulis dalam Mushaf Utsmani.[1] 

    Disini, penulis secara jelas menyatakan bahwa Mushaf Utsmani tidaklah otentik. Dengan artian, si penulis meragukan al-Quran. Padahal, ulama sepakat menyatakan bahwa al-Quran yang sampai pada kita saat ini sama dengan al-Qur’an yang ada di zaman Nabi. Dan orang yang mengingkari hal tersebut dihukumi keluar dari Islam.

    Al-Imam al-Hafizh Abu Amr ad-Dani dalam kitabnya al-Risalah al-Wafiyah menyatakan, “Orang yang menolak atau mengingkari satu huruf dalam al-Quran adalah kafir. Dan yang dimaksud al-Quran di sini adalah apa yang tertulis dalam mushaf utsmani yang disepakati ulama dan umat. Barangsiapa yang meyakini adanya perubahan, penambahan, atau pun pengurangan dalam al-Quran, ia adalah orang yang sesat, menyesatkan, dan kafir yang bermaksud untuk merusak ajaran islam.”[2]

    Dari sini dapat kita simpulkan, bahwa apa yang menjadi keyakinan kalangan liberal tentang al-Quran tidak dapat dibenarkan. Karena beberapa poin yang telah dijelaskan di atas. Ditambah lagi, al-Qur’an telah mendapat jaminan penjagaan dari Allah. Sebagaimana dalam firmannya, “Sesungguhnya kami yang menurunkan al-Qur’an dan kami pula yang akan menjaganya.”[3] Wallahu A’lam.

    Ubaidillah Al-Akhro SA./Aktifis Forum Kajian Tafsir


    [1] Taufik Adnan Kamal, Sejarah Rekontruksi al-Qur’an, Hlm. 260, Cet. Devisi Muslim Demokratis, Jakarta 2011.
    [2] Abu Amr al-Dani, Al-Risalah al-Wafiyah, Hlm. 105, Versi pdf.
    [3] QS. Al-Hijr (15) : 09.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    ad728

    Post Bottom Ad

    ad728