Api Ukhuwah yang Padam
source: Pexels.com |
Syahdan, seorang muslimah datang ke Pasar Bani Qainuqa. Setibanya di sana, ia langsung menuju kios-kios yang menjual perhiasan. Lalu, ia pun duduk di salah satu kios untuk melihat-lihat perhiasan yang dipajang. Karena ia berhijab, orang-orang di situ yang kebanyakan kalangan yahudi memintanya untuk menunjukkan wajahnya. Keruan saja dia menolak.
Menanggapi penolakan tersebut, seorang pedagang perhiasan di situ
menjahilinya. Pedagang tersebut lantas mengikatkan ujung pakaian si muslimah ke
punggungnya. Tak ayal, ketika ia berdiri pakaiannya tersingkap dan auratnya
kelihatan. Melihat hal itu, orang-orang pun menertawainya.
Kebetulan, ada pemuda muslim di pasar tersebut. Demi melihat kejadian tadi,
ia marah dan langsung menghabisi si pedagang perhiasan yang ternyata seorang
yahudi.
Melihat salah seorang kawannya dibunuh, kawan-kawan si yahudi marah dan
langsung membunuh si pemuda muslim. Dengan cepat kabar ini menyebar dan sampai
ke Madinah. Dengan kejadian ini, Yahudi Bani Qainuqa dianggap merusak
perjanjian antara mereka dan Rasulullah saw. Rasulullah saw pun langsung mengirim pasukan untuk
menggempur Bani Qainuqa.
Ketika membaca kisah ini, hati terasa diremas. Begitu besarnya ghirah
islamiyah Umat Islam masa itu; begitu kuatnya ikatan ukhuwah islamiyah di
hati masyarakat muslim saat itu. Sehingga, nyawa pun rela mereka korbankan demi
membela kehoramatan saudara mereka yang dilecehkan.
Keadaan tersebut bertolak 180 derajat dengan kondisi umat saat ini. Ghirah
dan ukhuwah islamiyah seakan memudar dari hati umat masa kini. Dampaknya,
saudara-saudara kita dibantai kita santai-santai. Saudara-saudaran kita
dilecehkan kita tak menghiraukan. Agama kita dinistakan kita bersikap seakan
tak ada apa-apa. Bahkan mencemooh saudara kita yang berusaha membela.
Keadaan seperti inilah yang menyebabkan umat islam saat ini terpuruk,
terbelakang, dan tak ada kemajuan. Karena tak ada lagi satu rasa dalam diri
masing-masing. Tak ada lagi Umat Islam yang tak ubahnya bangunan kokoh yang
saling menguatkan. Sebagaimana telah disabdakan oleh Baginda Nabi saw:
الْمُؤْمِنُ
لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا (متفق عليه)
”Seorang Muslim bagi Muslim yang lain tak ubahnya sebuah
bangunan. Antara satu dan yang lainnya saling menguatkan.” (HR. Bukhari Muslim)
Maka
dari itu, bila kita ingin umat islam kembali berjaya, kita harus kobarkan
kembali semangat ukhuwah islamiyah yang telah padam. Kita tingkatkan
lagi ghirah islamiyah kita yang mulai berkurang. Sehingga, kita bisa
menjadi umat islam yang tak ubahnya bangunan kokoh yang saling menguatkan. Tak
lagi pura-pura tak melihat ketika saudara kita ditindas; tak lagi bersikap
seakan tak terjadi apa-apa ketika saudara kita di luar sana menderita. Dengan
demikian, kita tak akan diam saja. Bahkan, hati kita akan tergerak untuk ikut
membantu semampu kita. Meski pun hanya dengan doa. Karena Umat Islam di mana
pun berada adalah saudara. Dengan demikian, kita akan bangkit dari keterpurukan
menuju kejayaan seperti pendahulu kita di masa lalu.
Sebagaimana
disebutkan dalam al-Qur’an:
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ
ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ )١٠(
“Orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” {QS. Al-Hujurat (49): 10}
Akhiran, mari bersama-sama kita menyongsong kejayaan Umat Islam dengan cara
menguatkan tali persaudaraan sesama saudara kita seiman. Karena dengan
menguatkan ikatan tersebut, berarti kita menguatkan persatuan umat. Dan telah
kita ketahui bersama bahwa kejayaan tak akan bisa tercapai kecuali dengan
merapatkan barisan dan mempererat persatuan. Semoga Allah menerangi hati kita,
dan memanjangkan umur kita agar dapat melihat umat ini berjaya bahkan bila
memungkinkan untuk ikut andil di dalamnya. Amin.
Ubaidillah al-Akhro/Aktivis Kajian Tafsir-Hadis
Tidak ada komentar