ORANGTUA NABI DI NERAKA, BENARKAH?
Sebetulnya pembahasan mengenai selamatnya
orang tua Nabi Muhammad saw sudah lama diperbincangkan oleh ulama. Hanya saja,
masih ada kalangan yang mengatakan bahwa kedua orangtua Nabi saw adalah kafir
dan termasuk ahli Neraka. padahal sudah banyak dalil yang dikemukakan oleh
ulama mengenai selamatnya kedua orang tua Nabi saw.
Termasuk dalil yang paling kuat adalah, kedua
orangtua Nabi saw termasuk ahlu fatrah. Beliau berdua sudah wafat sebelum terutusnya
Nabi Muhammad saw, sedangkan masa mereka sudah terpaut jauh dari masa
terutusnya nabi sebelumnya.
Allah swt berfirman :
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ
نَبْعَثَ رَسُولًا
"Dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul." (QS al-Isrâ [15]:17)
Dalam ayat ini dijelaskan, bahwa Allah saw
tidak akan mengadzab satu kaum kecuali sudah ada utusan Allah saw disana. Ini
senada dengan pendapat Ibnu Katsir “Ayat ini mengabarkan tentang keadilan
Allah, dan bahwa Allah tidak akan mengadzab seseorang kecuali setelah adanya
rasul yang diutus kepada mereka”.
Diantara dalil yang lain adalah firman Allah swt:
“Dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang
yang sujud.” (QS al-Syuaraa [26]:219)
Mengenai tafsiran
ayat ini, para ulama mengatakan “Perubahan gerak badanmu dari satu sulbi ke
sulbi yang lain dalam keadaan bersujud kepada tuhannya”. Ini menjadi bukti yang jelas bahwa ayah dan garis keturunan
Rasulullah saw keatas adalah orang-orang pilihan dan termasuk orang-orang yang
beriman atau dihukumi sama seperti orang yang beriman.
Berdasarkan dalil
di atas, kedua orang tua Nabi saw termasuk dari golongan orang-orang yang
selamat. Ini tidak menafikan hadis mengenai dilarangnya Nabi saw dalam memintakan
ampun untuk ibundanya dalam riwayat Imam Muslim, Karena dimungkinkan ada sebab
lain yang melatarbelakangi larangan tersebut. Tentunya Allah swt lebih tahu akan hal itu, seperti halnya Nabi pernah
melarang untuk menyolati orang karena alasan yang Nabi lebih mengetahuinya yakni
hutang. Sedangkan sebuah dalil jika masih bisa diarahkan kepada perkara lain,
maka tidak bisa dijadikan landasan.
Bagaimana bisa seorang
Mukmin berkata bahwa kedua orangtua Nabi adalah orang kafir dan tarmasuk ahli
neraka. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ada sebagian orang salih
memperbanyak membaca surat al-Lahab, kemudian beliau melihat Rasulullah
dalam mimpi dan berkata “Bukankah dia itu pamanku?”.
Seakan Rasulullah tidak
suka dengan apa yang dilakukan orang shalih tersebut, meski sebenarnya Abu
lahab memang sudah jelas termasuk ahli neraka dalam al-Quran. Syekh Mulla Ramadlan
ayahanda dari Syekh Said Ramadlan al-Buthi mengomentari riwayat ini:
“Semenjak aku
tahu riwayat ini, aku tidak pernah membaca surat al-Lahab lagi kecuali ketika
menghatamkan al-Qur’an”.
Setelah mengetahui akan hal ini,
akankah kita masih berkata bahwa kedua orangtua Nabi saw adalah orang kafir, sedangkan tidak ada Nash
yang jelas baik dari al-Quran maupun dari al-Hadis. Wal iyadzu billah.
Mustofa
Al-Hasany/Aktivis Kajian Tafsir-Hadis
Tidak ada komentar